Sabtu, 29 Agustus 2009

sepotong kisah di Yarmuk

Suasana di Yarmuk pagi itu cukup menegangkan. Kedua pasukan sudah saling berhadapan. Pasukan itu adalah pasukan Islam 40.000 orang dibawah komando Khalid bin Walid dan Abu Ubaidah sementara pasukan yang satunya adalah pasukan Romawi 240.000 orang dibawah pimpinan jenderal Theodore.

Tradisi sebelum perang dimulai adalah mengadakan pertandingan satu lawan satu.

"Majukan prajurit terbaikmu, kita adakan pertandingan satu lawan satu. Kalian akan merasakan kehebatan prajurit Roma yang terbaik!" tantang Theodore.

Saat itu pasukan Islam diwakilkan oleh Yazid untuk berhadapan dengan wakil dari Roma. Kemudian takdir Allah memenangkan Yazid.

Tiba-tiba muncul seorang prajurit yang maju membawa panji-panji pasukan Romawi. Prajurit berbaju zirah itu maju dengan gagah berani. Serentak bersamaan dengan majunya lelaki tersebut, seluruh pasukan Romawi terdengar gemuruh sorak dan tepuk tangan. Tampaknya lelaki tersebut adalah seorang prajurit andalan yang sangat dikagumi oleh para prajurit Romawi karena keberanian dan kehebatannya. Majunya lelaki tersebut membuat seluruh prajurit yakin bahwa kemenangan akan mereka raih.

"Nama saya Gregorius Theodorus, dalam bahasa arab disebut Jirjah Tudur. Saya belajar bahasa arab dari suku Ghasan. Saya ingin menantang Khalid bin Walid bertanding satu lawan satu!"

Khalid bin Walid segera turun dari kuda, "Wahai kepala besi, saya terima tantanganmu!"

Khalid bin Walid memanggilnya kepala besi karena kepala prajurit Romawi itu memakai penutup kepala dari besi, sedangkan ia hanya memakai sorban. Kemudian keduanya terlibat pertarungan sengit.

Ditengah denting pedang keduanya, tiba-tiba Gregorius bertanya kepada Khalid, "Bisakah kita berhenti sebentar?"

"Mengapa kita harus berhenti?" Khalid bertanya balik

"Ada yang ingin aku tanyakan kepadamu Khalid, aku minta engkau menjawab pertanyaanku dengan jujur" pinta Gregorius dengan nada tegas

"silakan" balas khalid

"Benarkah engkau mendapat julukan sebagai pahlawan Pedang Allah?"

"Benar"

"Benarkah Tuhanmu turun dari langit dengan membawa sebilah pedang lalu diserahkannya kepadamu?"

"Itu kabar bohong" jawab khalid tegas

"Lalu mengapa saudara dijuluki pahlawan Pedang Allah?"

"Tuhan kami mengutus seorang Rasulullah Muhammad kepada negeri kami. Awalnya saya juga penentangnya, tetapi kemudian saya mendapat petunjuk dari Allah dan saya menjadi pendukungnya. Pada suatu hari Rasulullah bersabda tentang saya, katanya saya adalah sebilah pedang dari pedang-pedang Allah yang terhunus kepada kaum musyrik" jelas khalid

"Rasulullah berdoa kepada Allah SWT agar saya selalu diberi kemenangan ketika berperang untuk menegakkan agamanya. Karena itulah akhirnya saya dijuluki sebagai Pedang Allah."

"Apa yang engkau serukan kepada manusia semasa menjalankan tugas yang dibebankan kepadamu sebagai panglima perang, khalid?"

"saya menyeru agar mereka mau bersaksi bahwa tiada Tuhan yang disembah selain Allah dan Nabi Muhammad adalah utusan Allah"

"Bagaimana jika mereka menolak seruanmu, khalid?" tanya Gregorius penuh rasa ingin tahu

"Mereka harus membayar jizyah/pajak"
(seperti kita ketahui, khalid menerapkan jizyah sebesar 1 dirham atau Rp 40.000 per bulan kepada warga persia. Saat itu warga persia yang tidak bersedia masuk islam pun bersuka cita, karena pajaknya jauh lebih kecil daripada Raja mereka terdahulu. Bahkan sepertinya jauh lebih kecil daripada pajak kita sekarang)

"Bagaimana jika mereka tidak mau juga?" lanjut Gregorius

"Kami akan memerangi mereka"

Melihat kedua panglima tersebut asyik bercakap ditengah medan laga, timbul tanda tanya diantara kedua pasukan. mereka menafsirkan menurut versinya masing-masing.

"Mungkin khalid sedang berunding dengan lawannya, kita biarkan saja mereka" gumam seorang prajurit

"Gregorius adalah seorang yang bijak, mungkin dia sedang bernegosiasi dengan Khalid" ujar Theodore. walau dihatinya tetap bertanya-tanya mengapa mereka berbicara lama sekali.

Mereka pun lanjut bertarung, walau sudah tidak seseru pertandingan sebelumnya.

kemudian sekali lagi pertandingan berhenti

"Khalid, saya ingin bertanya lagi"

"silakan" jawab khalid

"Jika hari ini ada orang menerima seruanmu dan memilih tawaran pertama yang engkau tawarkan tadi, bagaimana derajat orang itu di kalangan orang Islam?"

Khalid bin Walid terkejut. dia mulai paham mengapa Gregorius banyak bertanya. Khalid memuji Allah SWT dalam hatinya, sungguh hanya Allah-lah yang berkuasa untuk melembutkan hati hamba-Nya yang keras.

"Kedudukan setiap muslim itu sama. Islam tidak membedakan derajat seseorang berdasarkan kemuliaan, kehinaan, kemiskinan, atau kekayaan" jawab khalid

"Apakah orang yang baru memeluk Islam pada hari ini juga mendapat pahala dan kedudukan yang sama dengan saudara di sisi Tuhan?

"Gregorius, bahkan mereka lebih mulia dari kami, begitu menurut sabda Rasulullah" terang khalid

"Mengapa mereka yang baru masuk Islam lebih mulia, padahal kalian terlebih dahulu memeluk Islam?"

kemudian khalid menjawab,
"Kami pernah hidup bersama Rasulullah dan bisa melihat langsung kemuliaan dan mukjizat yang dimilikinya. Jadi, jika kami beriman kepada Allah itu wajar saja karena kami menyaksikan sendiri kebesarannya. Tetapi bagi mereka yang belum pernah bertemu Rasulullah, lalu menerima dan memeluk Islam dengan ikhlas, sungguh mereka lebih dimuliakan daripada kami"

"Benarkah yang kau katakan Khalid? Engkau tidak berbohong dan tidak sedang membujuk saya?" lanjut Gregorius.

Kemudian Gregosius berkata,
"Demi Tuhan, saya menyambut seruanmu Khalid, Asyhadualla ilaahaillallahu wa asyhadu anna muhammadarrasulullah... saya bersaksi bahwa tiada Tuhan yang disembah melainkan Allah, dan Nabi Muhammad adalah utusan Allah..."

Allahu Akbar!

"Alhamdulillah. Gregorius saat ini engkau adalah saudara kami. Dan engkau tidak boleh kami bunuh" sambut khalid

keduanya saling bersalaman dan berpelukan. semua prajurit merasa aneh dengan kejadian tersebut. Mereka bertanya dalam hati apakah yang sebenarnya terjadi di tengah medan laga itu.

*dari buku khalid bin walid pedang allah yang terhunus

Tidak ada komentar:

Posting Komentar